Aku ingin melihat mata itu.
Mata yang menghipnotisku beberapa saat ketika aku menatapnya.

Subhanallah..raut mukanya cerah sekali. Tak jemu aku memandangnya. Matanya selalu tidak mau menatap, dy menunduk malu, karena dasarnya memang pemalu. Bibirnya yang merah merekah, aku yakin, dy tidak pernah menyentuh benda kecil berasap itu yang sanggup membuat ku terbatuk-batuk jika ada orang yang mengisapnya disekitarku. Tubuhnya yg lumayan tinggi, walau agak kurus dibeberapa bagian, tapi menurutku masih dalam keadaan yang wajar. Gelak tawanya yang tidak pernah menggelegar, tapi cukup menciutkan hati yang kecil ini. Dy tepat didepanku sekarang.

"ga ada helm ya?" kataku
"kita ngebut ajah." balasnya
"banyak razia lho." kataku lagi
Dan dy hanya tersenyum. aku pun terhipnotis (lagi).

Melesat sangat cepat.. begitu sangat cepat, paling cepat yg pernah aku alami. Jantung berdebar begitu kencangnya. Dengkul ini hanya beberapa centimeter dari jalanan! Dan keadaan diriku saat itu adalah tanpa helm, tanpa pegangan!!! berserah sama yg di Atas dan mempasrahkan diriku padanya (hay hay hay :p ). Entah apa yg ada dipikirannya saat itu, yang jelas diriku merasa takut, kaget, shock, trauma! senang (lho?). Ya Tuhan... aku akan sampai di sana, atau sampai ditempatmu? galauku dalam hati. tapi akhirnya ketegangan itu berakhir. Sesampainya kami disana, tanpa merasa bersalah dy hanya diam saja (tanpa senyum).

Setelah semua urusanku selesai, aku menghampirinya.

"Ry, sorry banget mau ke bengkel.." suaranya memecahkan lamunanku.
"It's ok, ga papa. makasih ya.." jawabku.
"Gw yg ga enak.. gw anter sampe depan ya"
"Ok"
"Nanti senin cerita ya, kok bisa masuk sini" lanjutnya.
"hehehe" aku tersenyum.

Begitulah kami berpisah, setelah mengalami 30 menit yg menegangkan. Dan aku baru menyadari.. waktunya sangat kurang.. kurang.. aku ingin terus menatapnya. walau cuma diam... seperti yang terjadi sebelumnya. Mengetahui dirinya berada disekitarku saja, itu sudah cukup.

oh Tuhan... sepertinya aku menyayanginya.

0 comments: