Benar adanya,

Hanya Tuhan yang tahu yg terbaik untukku,
untuk kamu
dan untuk kita.

Semua waktu yg telah lalu, sekarang atau nanti
mempunyai cerita tersendiri.
berjalan apa adanya, dirasakan setiap detiknya.
kita menjalaninya cukup baik, jika km tahu.

seperti menjadi suatu kebiasaan yang menjadi rutinitasku di tiap harinya.
menyimpan rindu dibilik2 kaca di hatiku.
menahan jari2ku agar tidak menekan nomormu.
atau memperangkai kata2 indahmu satu persatu,
yang kemudian mengingat satu persatu menjelang tidurku
untuk meyakinkan ku, km akn selalu ada dimanapun diriku ada.
di mimpi atau di bangunnya mimpi.

tapi kn km tak perlu tahu,
km hanya cukup mempertahankan egomu saja.
egomu yg menapaki hingga ke titik ini.

aku tidak pernah memaksa, dan aku tidak harus memaksa
kesadaran dirimu sajalah yg dpt membalikkannya.
dan kehendak tuhan yang akan bekerja untuk hasil akhirnya.

mungkin seperti ini lebih baik. mungkin memang harus seperti ini.
bersama mimpi2 yang tak pernah terwujud.
berjalan beriringan bersama janji2 yang menguap secepat kabut menjelang pagi.

walau seperti itu,
tidak akan ada penyesalan utk seperjalanan kita.
karena kita akan menjadi yang lebih baik.
iyah, kita akan menjadi lebih baik lagi.
dan harus menjadi yang lebih baik lagi.



Ada sebait kalimat yg  ku ingat, bahwa .....
Seorang pria itu yang dipegang adalah janjinya

Apakah km bs menepati itu?

End

Aku hanya bs melihatmu...meskipun aku tdk ingin melihatmu...tp aku ttp dpt melihatmu..

Melihatmu aku merasa sedih...tidak melihatmu aku juga ttp merasa sedih..

Aku hanya bs memikirkanmu...meskipun aku tdk ingin memikirkanmu..tp ttp saja km yg terlintas dibenakku..

Memikirkanmu aku merasa penat..tidak memikirkanmu aku merasa kosong..

Aku hanya bs memanggil namamu..meskipun aku tdk ingin memanggil namamu..tp ttp saja hatiku memanggil namamu..

Memanggil namamu hatiku berdebar...tdk memanggil namamu hatiku mati..

Aku tidak ingin melihatmu.. tdk ingin memikirkanmu..aku juga tdk ingin memanggil namamu..

Tapi aku tidak bisa untuk tidak melihatmu..Memikirkanmu..atau berhenti memanggil namamu lagi..

Aku terikat padamu...meskipun aku tdk ingin terikat..

Aku bisa merasakan kesedihanmu..meski aku tdk berada disisimu..

Aku bisa meraskan kebahagiaanmu..meski aku tdk ada disampingmu..

Aku juga bisa merasakan kesakitanmu..meski aku tdk ada dihadapanmu..

Aku tdk ada dalam hidupmu...begitupun juga km seharusnya tdk berada didalam hidupku..

Aku tdk berada dalam hatimu...Km pun tidak ada didalam hatiku lagi..

Firasat ttg dirimu...mimpi-mimpi ttg dirimu mengikatku..

Benang merah ini masih mengikatku kuat..

Semakin lama semakin kusut..

Aku ingin menguraikannya..melepaskannya..bahkan memutuskannya..

Sekarang..

Selamanya..


-RLNA-

Nobody said it was easy.
No one ever said it would this hard.

But trust me...

By the time you read this,
I'll be fine.

I'll be just fine
Aku tahu itu kamu.. aku tahu apa yang telah kamu lakukan.

Dy mengelak! dy bilang tidak! dengan sorot mata yang sangat tidak kusukai itu! mungkinkah aku harus diam saja, anggap semua angin lalu.. atau hanya berfikir bahwa itu orang gila nyasar?

Aku masih ingat pertemuan pertama kaliku dengannya. Dy dengan muka lugunya itu, oh yah... aku terperangkap dengannya sejak saat itu. Kemudian ku coba untuk menangkis semuanya. Kenyataannya makin hari aku makin terjerat olehnya. Suara itu, hidungnya yang ranum, bibir merahnya, matanya indahnya, oh...my lovely puppy eyes. Makin hari aku makin jatuh padanya dan kurasa...ini tidak akan berhasil, lambat laun aku akan mulai bersaing dengan yang lain. Ini yang tidak sangat aku suka.. bersaing... aku selalu berusaha menghindari itu.

Kemudian hingga suatu waktu, tiba-tiba dy mengatakan sesuatu kepadaku. Mengatakan sesuatu dengan gilanya. Kamu dengan ocehanmu itu. Aku mendengarnya sambil memejamkan mata dan berkonsentrasi atas pengakuanmu itu, merekam setiap pembicaraanmu dan mencari tahu siapa pemilik gelombang suara yang sedang ku dengar.

Dan sekarang. Tepat dihadapanku. Kau berkata sesuatu yang menusukku. Menggunakan berbagai alibi untuk menutupinya. Bola mata yang sangat kucinta itu, yang membuatku terhipnotis beberapa detik saat menatapnya, berubah menjadi sesuatu yang sangat menakutkan, aku benar2 ga suka melihatnya. Inikah warnamu? ketika kau mulai membuka topeng itu? Kau berdalih, memberontak! penyangkalan yang sangat lucu bagiku, kau bertingkah aneh!

Kamu tahu? aku ga akan pernah lupa, takkan lupa walau kamu menyangkal ratusan kali, aku ga akan pernah lupa akan nafas suara itu, aku yakin...aku tahu dan aku sadar bahwa.... itu kamu.

Dan satu hal yang perlu kamu tahu... aku tidak merekayasa semua ini. aku tidak gila!
Aku ingin melihat mata itu.
Mata yang menghipnotisku beberapa saat ketika aku menatapnya.

Subhanallah..raut mukanya cerah sekali. Tak jemu aku memandangnya. Matanya selalu tidak mau menatap, dy menunduk malu, karena dasarnya memang pemalu. Bibirnya yang merah merekah, aku yakin, dy tidak pernah menyentuh benda kecil berasap itu yang sanggup membuat ku terbatuk-batuk jika ada orang yang mengisapnya disekitarku. Tubuhnya yg lumayan tinggi, walau agak kurus dibeberapa bagian, tapi menurutku masih dalam keadaan yang wajar. Gelak tawanya yang tidak pernah menggelegar, tapi cukup menciutkan hati yang kecil ini. Dy tepat didepanku sekarang.

"ga ada helm ya?" kataku
"kita ngebut ajah." balasnya
"banyak razia lho." kataku lagi
Dan dy hanya tersenyum. aku pun terhipnotis (lagi).

Melesat sangat cepat.. begitu sangat cepat, paling cepat yg pernah aku alami. Jantung berdebar begitu kencangnya. Dengkul ini hanya beberapa centimeter dari jalanan! Dan keadaan diriku saat itu adalah tanpa helm, tanpa pegangan!!! berserah sama yg di Atas dan mempasrahkan diriku padanya (hay hay hay :p ). Entah apa yg ada dipikirannya saat itu, yang jelas diriku merasa takut, kaget, shock, trauma! senang (lho?). Ya Tuhan... aku akan sampai di sana, atau sampai ditempatmu? galauku dalam hati. tapi akhirnya ketegangan itu berakhir. Sesampainya kami disana, tanpa merasa bersalah dy hanya diam saja (tanpa senyum).

Setelah semua urusanku selesai, aku menghampirinya.

"Ry, sorry banget mau ke bengkel.." suaranya memecahkan lamunanku.
"It's ok, ga papa. makasih ya.." jawabku.
"Gw yg ga enak.. gw anter sampe depan ya"
"Ok"
"Nanti senin cerita ya, kok bisa masuk sini" lanjutnya.
"hehehe" aku tersenyum.

Begitulah kami berpisah, setelah mengalami 30 menit yg menegangkan. Dan aku baru menyadari.. waktunya sangat kurang.. kurang.. aku ingin terus menatapnya. walau cuma diam... seperti yang terjadi sebelumnya. Mengetahui dirinya berada disekitarku saja, itu sudah cukup.

oh Tuhan... sepertinya aku menyayanginya.
Pagi yang sangat menyenangkan. aku terburu-buru untuk sampai ke tempat itu. Hari ini entah untuk yang seberapa kalinya aku sepertinya telat lagi.
aku berlari mengejar waktu...

Hingga... jreng!

Tidak direncanakan, tidak juga di sengaja. dy disana. Si tampan itu berdiri tegak di depan pintu. aku tercekat, terpana Dan dy pun (sepertinya) juga tidak kalah kagetnya dengan diriku.

Hening.. diam.. tanpa kata.. tanpa bicara... kami berkomunikasi lewat mata.

apa yang terjadi padamu tadi malam? kehujanankah? sudah habiskah coklat dariku yang katamu rasanya berbeda dengan rasa dodol garut?

Dan yang terdengar hanya suara angin yang memeluk kami begitu kencang.