Tiga puluh menit lagi, saya sudah harus sampai di sana. Setelah meyakinkan diri bahwa penampilan saya cukup baik hari ini, saya pun bergegas meninggalkan ruangan itu dan berjalan agak cepat ke suatu tempat untuk bertemu dengannya.

“Kamu dimana ?” teriaknya saat itu.

“Coba balikkan badanmu dan jangan lupa tersenyum…” balas saya.

Dan ….disanalah sosok itu. Pria dengan tinggi 177 cm ber’t-shirtkan belang hitam putih, jeans biru tua dan bersepatu kets tersenyum pada saya. Ini adalah hari pertama kami bertatap muka.

Dy itu benar2 pendiam, hanya sesekali tertawa dengan suara bas-nya yang khas. Dan saya pun sibuk untuk membuat suasana mencair dan tidak garing. Berusaha untuk mencari bahan pembicaraan yang santai tapi berkesinambungan. Cerita mengenai kaki enggrangnya merupakan cerita yang sangat menghibur dan sempat membuat kami terpingkal-pingkal. Perjalanan kali ini pun terasa tidak mengecewakan.

Twilight…. Film yang kami tonton saat itu. Dengan susah payah saya membujuknya untuk tidak ikut menonton. Karena saya tahu, film seperti ini mungkin akan terasa menjemukkan baginya. Dy lebih menyukai film yang bergenre thriller dibandingkan dengan drama romantis seperti ini. Maka kemudian terbesitlah ide itu.

“Ris..kamu nonton transporter 3 aja ya, aku nonton Twilight…, nanti keluarnya barengan.Gimana? “ kata saya.

“ Idenya buruk sekali…mana ada yang seperti itu, klo mw nonton twilight, ya ayo…tp jangan misah-misah gitu donk…” dy mengatakannya dengan mimiknya yang sedikit terkejut.

“ Twilight…. aku mw nonton itu, filmnya jelek lho…….” saya memastikannya lagi.

“ Ga papa…asal ada kamu..semuanya terlihat menyenangkan………”

Oke, gombal no. 1

Dan twilight lah pemenangnya. Keadaan pun menjadi sunyi senyap. Saya sangat menikmati filmnya, sedangkan dy terlihat seperti berusaha untuk memahami cerita dari film tersebut. Sesekali dy memandang saya dan saya pun menatapnya sekilas sambil berkata dalam hati “Oh God! Kenapa mirip sekali…mirip dengan si Bodoh itu.

“Serius sekali…” suaranya sedikit memecahkan kesunyian.

“Niatnya kan mw nonton, tapi kok seruan di novelnya ya…” kata saya sambil tetap tak berkedip dari layar besar itu.

“Novel? Ada novelnya?? “ dy terkejut.

“iya, ada…..” saya menjawabnya dengan lirih.

“Curang! Pasti kamu udah baca… “ terdengar nada iri disitu.

“hehehehehe” dan saya pun tersenyum.

Selesai nonton akhirnya kami pulang. Tanpa memerlukan waktu yang cukup panjang, saya pun bergegas untuk bisa sampai ke rumah secepatnya. Waktu sudah menunjukkan Jam malam. Dan tiga puluh menit lagi saya sudah harus sampai di rumah. Tidak berniat dan tidak mau untuk mematahkan peraturan rumah yang telah tercipta atas negosiasi bersama.

“Terima kasih ya untuk hari ini” suara lembutnya menutup malam itu.

“Sama-sama.” saya pun tersenyum.

Hari yang menyenangkan dan merupakan lembaran baru dalam buku hidup ini. Saatnya beranjak dan melangkah…..serta berusaha untuk melanjutkan perjalanan di tapak itu dan melupakan masa lalu. Masa lalu yang hanya dapat di kenang.

Dan saya goreskan lagi pena di buku kecil itu…
Kata yang tertulis adalah…

Bodoh….
Kenapa dy bisa mirip sekali denganmu?



1 comments:

hendro said...

nice post makasih ya infonya im back again